Perbedaan Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Agama di SMPN 17 Surabaya
Pada saat ini, banyak sekolah di Indonesia mulai memperhatikan perbedaan pendekatan pembelajaran dalam mata pelajaran Pendidikan Agama. Salah satunya adalah di SMPN 17 Surabaya.
Perbedaan pendekatan pembelajaran Pendidikan Agama di SMPN 17 Surabaya menjadi perhatian karena mempengaruhi pemahaman siswa terhadap nilai-nilai agama. Menurut Arikunto (2010), pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.
Menurut Kepala Sekolah SMPN 17 Surabaya, perbedaan pendekatan pembelajaran Pendidikan Agama di sekolah mereka adalah menitikberatkan pada pendekatan kontekstual. “Kami ingin siswa tidak hanya menghafalkan isi buku, tetapi juga memahami bagaimana nilai-nilai agama dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.
Menurut Suyanto (2015), pendekatan kontekstual dalam pembelajaran Pendidikan Agama dapat membantu siswa untuk merespon isu-isu keagamaan yang terjadi di sekitar mereka. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap ajaran agama dan menguatkan keyakinan mereka.
Namun, tidak semua pendekatan pembelajaran Pendidikan Agama di SMPN 17 Surabaya sama. Beberapa guru lebih condong pada pendekatan ekspositori, di mana mereka lebih banyak memberikan penjelasan secara verbal tanpa melibatkan siswa secara aktif. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama, Kepala Sekolah SMPN 17 Surabaya mengungkapkan bahwa pihak sekolah terus melakukan pelatihan bagi guru-guru agar mampu mengembangkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. “Kami ingin memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna dalam mata pelajaran Pendidikan Agama,” ujarnya.
Dengan adanya perbedaan pendekatan pembelajaran Pendidikan Agama di SMPN 17 Surabaya, diharapkan siswa dapat lebih memahami nilai-nilai agama dengan lebih baik dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tentu akan membantu mereka menjadi individu yang lebih religius dan berakhlak mulia.